PENDEKATAN GEOGRAFI
Pendekatan Geografi yang umum merupakan suatu ilmu yang mempelajari dan memahami fenomena yg di sekitar kta atau di tempat lain dengan lainnya. Pendekatan geografi dapat dibagi menjadi 3, yaitu Pendekatan Spasial (Keruangan) ,Pendekatan Ekologi (Lingkungan) dan Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)
Contoh : Di kabupaten Kotabaru, sebagian wilayahnya merupakan pesisir pantai, oleh karena itu terjadi interaksi antara masyarakat pantai dengan masyarakat pegunungan terutama dalam tukar menukar hal kebutuhan pokok. Masyarakat pesisir memerlukan beras dan sayur mayur, sedangkan masyarakat pegunungan memerlukan lauk pauk. Kedua masyarakat ini akan saling berinteraksi pada akhirnya.
Contohnya : Meski wilayah perairan di Kotabaru cukup luas, akan tetapi potensi pertanian di wilayah ini hanya di beberapa area saja. Salah satunya adalah di Lontar. Daerah ini berhasil mengembangkan pertanian rumput laut dibandingkan daerah lainnya karena kondisi alamnya lebih mendukung. Arus laut di daerah ini tidak terlalu deras sehingga rumput laut dapat berkembang dengan baik.
Contohnya:
Bangsa Indonesia kini tengah dilanda bencana bertubi-tubi. Salah satunya yang akan saya bahas kali ini mengenai meletusnya gunung Merapi yang mengakibatkan banyak korban meninggal karena awan panas dan juga korban pengungsian lainnya yang telah kehilangan banyak harta benda dan juga sanak saudara mereka. Kita sebagai warga Indonesia ikut merasakan beratnya penderitaan yang harus dihadapi masyarakat akibat letusan Gunung Merapi.
Hingga kini jumlah warga yang harus mengungsi dari rumahnya sudah hampir mencapai 200.000 jiwa. Mereka untuk sementara harus tinggal di tempat yang sangat terbatas fasilitasnya. Angka 200.000 jiwa jelas bukan angka yang kecil. Kalau saja setiap orang sekali makan membutuhkan 50 gram beras, maka satu hari dibutuhkan sekitar 30 ton beras untuk makannya para pengungsi. Belum kita bicara soal lauk pauknya.
Selain pangan, para pengungsi membutuhkan pakaian untuk berganti. Mereka butuh selimut ketika malam menjelang agar tidak kedinginan. Mereka membutuhkan juga kamar mandi untuk membersihkan diri. Ini semua menuntut penanganan yang tidak ringan. Bahkan tidak salah apabila kita katakan membutuhkan kerja besar. Membutuhkan sebuah organisasi yang profesional, karena yang harus ditangani adalah manusia yang hidup.
Kita tidak bisa tahu akan berapa lama musibah ini akan berlangsung. Ketika kita berada dalam sebuah penderitaan yang sangat berat, sepuluh hari rasanya sudah begitu lama. Energi yang harus tersita untuk penanganan bencana ini sungguh luar biasa besarnya. Tantangan yang harus dihadapi tidak hanya sekadar letusan lanjutan yang masih akan terjadi. Debu vulkanik yang dilepaskan dari perut Gunung Merapi sepertinya juga tidak berhenti. Belum lagi lahar panas yang terus dikeluarkan dan itu membentuk sedimentasi yang sangat besar volumenya.
- Pendekatan Spasial (Keruangan) {5W+1H}
Contoh : Di kabupaten Kotabaru, sebagian wilayahnya merupakan pesisir pantai, oleh karena itu terjadi interaksi antara masyarakat pantai dengan masyarakat pegunungan terutama dalam tukar menukar hal kebutuhan pokok. Masyarakat pesisir memerlukan beras dan sayur mayur, sedangkan masyarakat pegunungan memerlukan lauk pauk. Kedua masyarakat ini akan saling berinteraksi pada akhirnya.
- Pendekatan Ekologi (Lingkungan)
Contohnya : Meski wilayah perairan di Kotabaru cukup luas, akan tetapi potensi pertanian di wilayah ini hanya di beberapa area saja. Salah satunya adalah di Lontar. Daerah ini berhasil mengembangkan pertanian rumput laut dibandingkan daerah lainnya karena kondisi alamnya lebih mendukung. Arus laut di daerah ini tidak terlalu deras sehingga rumput laut dapat berkembang dengan baik.
- Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)
Contohnya:
Bangsa Indonesia kini tengah dilanda bencana bertubi-tubi. Salah satunya yang akan saya bahas kali ini mengenai meletusnya gunung Merapi yang mengakibatkan banyak korban meninggal karena awan panas dan juga korban pengungsian lainnya yang telah kehilangan banyak harta benda dan juga sanak saudara mereka. Kita sebagai warga Indonesia ikut merasakan beratnya penderitaan yang harus dihadapi masyarakat akibat letusan Gunung Merapi.
Hingga kini jumlah warga yang harus mengungsi dari rumahnya sudah hampir mencapai 200.000 jiwa. Mereka untuk sementara harus tinggal di tempat yang sangat terbatas fasilitasnya. Angka 200.000 jiwa jelas bukan angka yang kecil. Kalau saja setiap orang sekali makan membutuhkan 50 gram beras, maka satu hari dibutuhkan sekitar 30 ton beras untuk makannya para pengungsi. Belum kita bicara soal lauk pauknya.
Selain pangan, para pengungsi membutuhkan pakaian untuk berganti. Mereka butuh selimut ketika malam menjelang agar tidak kedinginan. Mereka membutuhkan juga kamar mandi untuk membersihkan diri. Ini semua menuntut penanganan yang tidak ringan. Bahkan tidak salah apabila kita katakan membutuhkan kerja besar. Membutuhkan sebuah organisasi yang profesional, karena yang harus ditangani adalah manusia yang hidup.
Kita tidak bisa tahu akan berapa lama musibah ini akan berlangsung. Ketika kita berada dalam sebuah penderitaan yang sangat berat, sepuluh hari rasanya sudah begitu lama. Energi yang harus tersita untuk penanganan bencana ini sungguh luar biasa besarnya. Tantangan yang harus dihadapi tidak hanya sekadar letusan lanjutan yang masih akan terjadi. Debu vulkanik yang dilepaskan dari perut Gunung Merapi sepertinya juga tidak berhenti. Belum lagi lahar panas yang terus dikeluarkan dan itu membentuk sedimentasi yang sangat besar volumenya.
Komentar
Posting Komentar